Tugas Individu Kelas 5 Mapel PLH 21 Februari 2022

Silahkan Baca Materi dibawah ini :

Kalau kamu pernah berkebun, pasti kamu sadar kalau tanah itu ada jenisnya. Jenis tanah ini ada banyak, loh, Temen-Temen! Setiap jenis tanah juga memiliki ciri-cirinya sendiri, yang turut memengaruhi jenis tumbuhan apa saja yang bisa ditanam di atasnya. Nah, biar kamu tahu jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia dan persebarannya, kamu simak baik-baik artikel ini, ya.


Tanah Vulkanis


Dari namanya kamu pasti bisa nebak kalau tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan cair dari adanya aktivitas vulkanisme alias gunung meletus. Nah, saat sebuah gunung berapi meletus, bahan-bahan yang keluar dari perut gunung berapi tersebut mengalami pelapukan dan menjadi tanah vulkanis.

Tanah vulkanis memiliki tingkat kesuburan yang tinggi karena mengandung unsur hara atau mineral yang dibutuhkan tanaman. Jenis tanah ini tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Lombok. Tanah ini biasanya digunakan di daerah pertanian dan perkebunan.

Berdasarkan jenisnya, tanah vulkanis ini dibagi menjadi dua, yaitu tanah regosol dan andosol. Kedua jenis tanah ini memiliki ciri-ciri yang berbeda. Tanah regosol memiliki ciri berbutir kasar dan warnanya kelabu hingga kuning. Tanah regosol ini cocok untuk tanaman palawija, tembakau, dan buah-buahan. Sementara tanah andosol memiliki ciri berbutir halus, tidak mudah tertiup angin, dan warnanya abu-abu. Tanah andosol ini sangat cocok digunakan untuk pertanian.


Tanah Aluvial


Jenis tanah berikutnya adalah tanah aluvial. Tanah jenis ini berasal dari endapan lumpur yang dibawa aliran sungai. Tanah aluvial umumnya subur karena memiliki kandungan air yang cukup. Tanah ini biasanya ditemukan di bagian hilir karena terbawa dari hulu. Tanah ini biasanya berwarna coklat hingga kelabu.


Tanah Gambut atau Organosol (Tanah Rawa)


Tanah gambut atau organosol adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan bahan organik seperti tumbuhan, gambut, dan rawa. Tanah gambut biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan bercurah hujan tinggi. Tanah ini memiliki ciri-ciri berwarna hitam, memiliki kandungan air dan kandungan organik yang tinggi, memiliki tingkat keasaman yang tinggi, nilai PH-nya hanya 0.4, miskin akan unsur hara, drainasenya jelek, dan pada umumnya kurang subur.

Di Indonesia penyebaran tanah gambut ini umumnya ada di daerah Kalimantan, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, dan Papua bagian selatan. Sekalipun kurang subur, tanah gambut ini masih dapat dimanfaatkan untuk persawahan, palawija, karet, dan kelapa.


Tanah Podsolik Merah Kuning



Tanah podsolik merah kuning adalah tanah yang terbentuk dari batuan kuarsa. Tanah ini terdiri dari berbagai tekstur, mulai dari pasir hingga bebatuan kecil. Tanah podolik merah kuning ini memiliki ciri-ciri berwarna merah sampai kuning, bersifat asam atau PH-nya rendah, kandungan unsur haranya rendah, dan kandungan bahan organiknya juga rendah.

Tanah jenis ini banyak ditemukan di Sumatera, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Tanah podsolik merah kuning cocok ditanami tanaman karet, pinus, dan akasia.


Tanah Kapur atau Mediterania


Sesuai namanya, tanah kapur atau mediterania ini merupakan hasil dari pelapukan bebatuan kapur. Karena terbentuk dari tanah kapur, bisa disimpulkan kalau tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Ciri-ciri tanah kapur adalah berasal dari bebatuan kapur, miskin unsur hara, dan kurang subur.

Di Indonesia tanah kapur tersebar di daerah kering, seperti di gunung Kidul Yogyakarta dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Tanah kapur ini cocok untuk ditanami pohon jati dan palawija.


Tanah Litosol



Tanah Litosol merupakan tanah berbatu dengan lapisan tanah yang tidak terlalu tebal. Tanah ini berasal dari jenis batu-batuan keras yang belum mengalami pelapukan dengan sempurna. Oleh karena itu, tanah jenis ini sulit untuk ditanami tumbuhan.

Tanah litosol memiliki ciri memiliki tekstur yang bermacam-macam, berasal dari batu-batuan keras, dan kandungan unsur haranya rendah. Tanah ini dapat ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia. Persebarannya ada di daerah Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi. Tanah litosol umumnya tidak bisa dimanfaatkan, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan untuk tanaman pohon-pohon besar di hutan, palawija, dan padang rumput.


Tanah Latosol



Tanah latosol merupakan jenis tanah tua, yang terbentuk dari batu api yang mengalami proses pelapukan lebih lanjut. Tanah ini memiliki ciri bersifat asam, kandungan bahan organiknya rendah hingga sedang, memiliki warna merah hingga kuning, dan memiliki tekstur lempung. Tanah Latosol tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Tanah ini cocok untuk hutan tropis.


Tanah Podsol


Tanah podsol merupakan tanah yang terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan tinggi. Tanah ini memiliki ciri miskin unsur hara, tidak subur, berwarna kuning hingga kuning keabuan, memiliki kandungan bahan organik yang rendah, dan bertekstur pasir hingga lempung. Tanah podsol banyak terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dan Papua. Jenis tanah ini cocok untuk ditanami kelapa sawit dan jambu mete.


Tanah Mergel


Tanah mergel merupakan campuran tanah liat, kapur, dan pasir. Ciri-ciri tanah ini adalah memiliki kandungan mineral yang tinggi, memiliki kandungan air yang tinggi, dan subur. Tanah jenis ini banyak ditemukan di daerah Solo (Jawa Tengah), Madiun, dan Kediri (Jawa Timur). Tanah mergel ini sangat cocok untuk ditanami tanaman Jati.


Tanah Laterit


Tanah laterit merupakan tanah hasil pencucian karena pengaruh suhu rendah dan curah hujan tinggi. Karena proses pembentukannya melibatkan curah hujan yang tinggi, banyak mineral yang dibutuhkan tanaman jadi hilang dari tanah jenis ini. Tanah laterit memiliki ciri tidak subur karena banyak mengandung sisa oksidasi besi dan aluminium. Tanah jenis ini termasuk tanah yang sudah tua. Persebaran tanah laterit ada di daerah Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.


Tanah Humus



Jenis tanah yang terakhir adalah tanah humus. Nah, kalau tanah yang satu ini pasti kamu udah sering denger, dong? Yup! Tanah humus terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Tanah ini memiliki ciri berwarna kehitaman, sangat subur, memiliki kandungan mineral yang tinggi, dan kaya akan unsur hara. Jenis tanah ini dapat ditemukan di bawah bebatuan dan tumbuh-tumbuhan yang lebat. Di Indonesia persebarannya ada di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, dan sebagian wilayah Sulawesi.

Sekarang kamu jadi tau deh jenis tanah apa aja yang ada di Indonesia dan di mana aja persebaran jenis tanah tersebut. 

Silahkan salin dan kerjakan tugas dibawah ini, di buku PLH mu.

  1. Tanah yang berasal dari gunung meletus adalah ...
  2. Tanah regosol cocok sekali ditanami tanaman ...
  3. Sebutkan ciri-ciri tanah andosol ...
  4. Tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawah aliran sungai adalah ....
  5. Tanah yang terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan bercurah hujan tinggi ...
  6. Tanah yang terbentuk dari batuan kuarsa adalah ...
  7. Tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air adalah ...
  8. Tanah yang dapat ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia adalah ...
  9. Tanah yang memiliki ciri miskin unsur hara, tidak subur, berwarna kuning hingga kuning keabuan, memiliki kandungan bahan organik yang rendah, dan bertekstur pasir hingga lempung adalah ...
  10. Ciri-ciri tanah ini adalah memiliki kandungan mineral yang tinggi, memiliki kandungan air yang tinggi, dan subur adalah ...
  11. Tanah yang memiliki ciri tidak subur karena banyak mengandung sisa oksidasi besi dan aluminium adalah ...
  12. Tanah Humus terbentuk dari ....
  13. Tanah yang berasal dari jenis batu-batuan keras yang belum mengalami pelapukan dengan sempurna adalah ...
  14. Tanah kapur tersebar di daerah kering, seperti ...
  15. Sebutkan ciri - ciri tanah podolik merah kuning ...

Pengumpulan Tugas akan diinfokan lebih lanjut, 
sampai keadaan menjadi kondusif.

0 Komentar